Kamis, 6 April 2017 | 19:56 WIB
KOMPAS.com -- Digitalisasi komunikasi rupanya bak pedang bermata dua. Melalui internet, kita mampu menimba ilmu dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, di sisi lain ada begitu banyak informasi hoax yang dapat menyesatkan Anda.
Shafiq Pontoh, Co-founder dari perusahaan konsultan strategis Provetic, mengungkapkan dalam acara #Nutrischool oleh Nutrifood di Taman Kajoe, Jakarta, Kamis hari ini (6/4/2017) bahwa kesehatan adalah tema beritahoax ketiga terbesar di internet.
Nah, bagaimanakah cara untuk mengidentifikasi dan melindungi diri kita dari berita kesehatan hoax?
Astri Kurniati, Deputy Head of Nutrifood Research Center, menjelaskan beberapa tips-nya di acara yang sama.
1. Waspadai judul yang bombastis
Astri berkata bahwa cara termudah untuk mengidentifikasikan berita kesehatanhoax adalah dengan melihat judulnya. Biasanya, berita-berita ini memiliki judul yang bombastis dan terkesan mustahil.
2. Cermati sumbernya
Situs-situs kesehatan yang dapat dipercaya seperti WebMD dan Mayoclinic biasanya memiliki sertifikasi HONcode. Namun, jika Anda mendapatkan informasi dari situs lainnya, pastikan bahwa sumber tersebut memang resmi dan dapat dipercaya.
3. Kritisi metodologinya
Bila dicantumkan, buka jurnal asli yang menjadi dasar berita kesehatan tersebut. Perhatikan berapa jumlah sampel yang diteliti dan bagaimana metode penelitiannya.
Astri berkata bahwa ada tiga tipe metodologi yang kredibilitasnya sangat rendah. Pertama, opini pakar yang hanya satu atau dua orang. Lalu, penelitian pada hewan yang belum diuji pada manusia. Ketiga, laporan kasus atau testimoni yang sangat banyak ditemui di Indonesia.
“Ini kan hanya satu kasus saja dan kita tidak tahu bagaimana gaya hidup dan pola makannya,” kata Astri.
4. Bicara dengan pakarnya
Bila masih bingung, konsultasikan pada pakar atau orang yang kompeten di bidang tersebut mengenai informasi yang Anda terima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar