config

Sabtu, 09 April 2016

Alasan-alasan Orang Diblokir di Facebook

Suatu ketika, Anti (bukan nama sebenarnya) merasa heran kenapa dia tak lagi mendapati status-status sahabatnya, Mira, di news feed atau beranda Facebook-nya. Lebih aneh lagi, dalam sebuah deretan komen pada status seorang teman, Anti melihat orang-orang menanggapi komen Mira, tapi dia sendiri tidak melihat ada komen Mira di status itu. Baru ngeh dan sadar dia, bahwa Mira telah mem-block/memblokirnya. Diblokir Mira, artinya tak ada lagi Anti di dunia perfacebookan Mira. Sebaliknya, tak ada lagi Mira di jagat perfacebookan Anti. Salah satu menjatuhkan pilihan "blokir", maka otomatis mereka berdua memang tak bisa saling melihat. Well... memblokir sah-sah saja dilakukan seorang pemilik akun di Facebook. Fitur ini memang sengaja disediakan mas Mark Zuckenberg, untuk tujuan kenyamanan bagi pemilik akun dalam berjejaring sosial. Namun tak bisa dipingkiri, aksi blokir ini acapkali hal ini membuat kecewa pihak yang diblokir. Blokir beda dengan sekadar dihapus pertemanannya atau di-unfriend. Menghapus pertemanan tarafnya masih di bawah blokir. Dengan meng-unfriend, orang masih bisa saling melihat. Bahkan masih bisa saling berkomentar bila kaduanya tidak mensetting akunnya menjadi secure, alias membiarkan akunnya buka-bukaan, semua postingan baik status maupun foto bisa diakses publik, sehingga mirip akuarium. Mereka juga masih bisa saling berinteraksi dan saling tag di Group yang diikuti keduanya. Biasanya alternatif ini dipilih bila "persoalan" antar kedua akun belum fatal, sehingga pemilik akun memilih unfriend dan bukan blokir. Bila alternatif ini yang dipilih, suatu saat mereka bisa berteman lagi. Apakah dengan diblokir mereka tak bisa berteman lagi? Bisa saja. Tapi susah. Bagaimana mau meng-add kalau akunnya aja tidak terlihat di Facebook? Thus, bila mau berteman lagi, pemilik akun yang diblokir harus berhubungan dulu di dunia nyata dengan pemblokir, minta blokirnya dibuka.Baru setelah blokir dibuka, mereka bisa saling melihat dan saling add. Unfriend dan block/ blokir, sesuatu yang biasa saja. Tak perlu dihadapi dengan mengeluarkan asap dari kedua telinga. Itu kan hanya pergaulan di dunia maya. Kita kan tetap bisa bergaul di dunia nyata.Nggak usah terlalu serius lah dengan Facebook atau jejaring sosial apapun... Yang paling penting ketika kita di-unfriend atau bahkan diblokir adalah introspeksi diri. Mengapa orang tidak mau lagi berteman dengan kita di Facebook? Mengapa eh mengapa? Ada banyak alasan yang akan saya paparkan di bawah ini. So, mari kita lihat diri kita, jangan-jangan kita melakukan hal di bawah ini sehingga di-unfriend/ diblokir: # Belagu Dalam menulis status ataupun komen, sering orang keliatan belagu. Mentang-mentang punya kelebihan sedikit dibanding orang lain, lalu sok nggak lepel sama orang lain. Pamer ini, pamer itu. Isi Facebooknya baik status maupun foto hanya: "Aku begini, aku begitu. Aku beginu.." Seakan ingin mengungkapkan: "Aku top banget, aku paling top sedunia." Hihihihiiii.... Ada orang yang belagu karena tidak sadar, ada yang memang belagu sepenuh hati. Kebelaguan ini mau dibalut pake apa, akan tetap terlihat kok di mata orang-orang yang peka. Belagu juga menandakan orang nggak dewasa. Jiwanya belum mengendap/menep kalau orang Jawa bilang. Masih butuh pengakuan. Melihat orang belagu, lama-lama orang bisa sakit maag. Perut mual-mual, bahkan muntah. Maka daripada maagnya kambuh setiap kali liat status orang belagu ini, seseorang kadang memutuskan melakukan unfriend atau bahkan blokir. # Suka komen pedas Dalam memberikan komen, sebaiknya kita memang lihat-lihat sikon. Kalau kita memang udah kenal baik sama pemilik akun, tak ada masalah bila kita menulis dengan gaya apapun. Dia tak akan tersinggung. Tapi bila kita tidak terlalu kenal dengan pemilik akun, jangan sekali-sekali komen pedas di statusnya. Sebab bisa jadi dia akan tersinggung, dan lalu meng-unfriend kita. Bila hal itu kita lakukan berulang-ulang, bisa jadi dia memutuskan memblokir kita. # Hobi mengirim spam Agar tingkat keterbacaan tinggi, kadang orang memposting link tulisannya di sebuah blog pada dinding Facebooknya. Agar tingkat keterbacaan lebih tinggi lagi, link itu lantas diposting juga di grup-grup di mana dia turut serta. Celakanya, kadang seseorang ikut belasan bahkan puluhan atau ratusan grup. Bila ada teman yang kebetulan ikut grup-grup yang sama, tak ayal teman tersebut akan melihat materi yang sama dan berulang-ulang di mana-mana. Ini memang biasanya diniatkan untuk mendongkrak rating. Namun apapun alasannya, yakinlah hal ini sungguh mengganggu. ‪#‎Menulis‬ status puluhan/ratusan kali sehari Kalau Anda memang ingin menyiksa teman Anda, langkah ini bisa dicoba. Menulis status jumlahnya 20 biji ke atas, atau malah ratusan kali sehari. Bagi orang yang lugu (lucu + guoblok) mungkin ini diniatkan untuk berbagi. Namun status yang banyak dan bertubi-tubi ini akan membuat kontak-kontak kita eneg. Bila kita punya kebiasaan ini, saya jamin lama kelamaan teman kita akan habis. Bilapun teman masih banyak, mereka akan mencuekin status kita. Langkah pertama yang dilakukan teman biasanya "sembunyikan postingan". Lalu baru unfriend. Dan bila kebiasaan menulis atatus dalam jumlah banyak ini berlanjut, daripada menghubungi dokter orang akan merasa lebih baik memutuskan memasukkan kita ke daftar blokir. ‪#‎Habis‬ adu komen/debat Tak sedikit orang yang menggunakan space komen Facebook untuk mengemukakan gagasan, beradu argumen, hingga berdebat. Saat adu argumen/debat, kadang orang akan menjadi sangat emosi. Ujung-ujungnya, salah satu atau kedu belah pihak melakukan unfriend/blokir. Hal itu dilakuakn karena emosi yang meletup-letup. ‪#‎Ada‬ dendam pribadi Semaya-mayanya dunia, tak jarang ekses dunia nyata tetap mempengaruhi. Hal ini juga bisa terjadi dalam masalah blokir-memblokir ini. Misalnya seseorang punya dendam pribadi di dunia nyata dengan orang lainnya, kadang memutuskan untuk tidak saling melibatkan diri di dunia maya. Tak mau berhubungan dengan mantan pacar, istri/suami mantan, orang-orang yang pernah sangat mengecewakan hati kita, itu manusiawi. Maka fitur blokir akan sangat membantu. Well...., unfriend-blokir ini sesuatu yang biasa aja di dunia per-Facebookan. Sebab memang ada fitur itu yang disediakan untuk digunakan bila perlu. Maka mari kita hadapi dengan biasa aja. Saat dirasa perlu memblokir, mari memblokir. Kalau kita yang diblokir.. ya biasa-biasa aja lah. Nggak usah terlalu sakit hati. Pokoknya asyik asyik aja dah.... Hmm.. Apa lagi ya alasan-alasan orang diblokir? Anda mau menambahkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar