Siapa yang tak mengenal facebook? Di zaman yang serba “internet”
ini, semua orang pasti mengenal facebook. Demam facebook melanda seluruh
lapisan masyarakat, dari anak-anak, remaja bahkan sampai orang tua.
Apa-apa di facebook. Narsis-narsisan sama teman-teman ataupun tiap ada
foto baru, pasti langsung di Upload ke facebook. Wajar.. itu jelas
adalah hak semua orang.
Ketika pertama sekali anda log in di
facebook, apa yang anda lakukan? Update status, kan? Biasanya situasi
dan kondisi a.k.a mood kita berpengaruh besar ketika ingin menuliskan
status.
Beragam status facebook dari mulai status bahagia,
sedih, galau, sakit hati, sampai marah-marah tersaji dengan rapi di Home
facebook. Saya sendiri sih ngerasa biasa aja waktu ngeliatnya. Tapi
rada jengah juga kalau baca status yang isinya marah-marah
Misalnya Waktu kita lagi sama pacar pastinge-update status yang bahagia,
misalnya bilang gini “ I’m Lucky To Have U, Darling ”. Nah, waktu lagi
sedih karena ada masalah sama pacar, update status juga “hiks.. aku
sedih nih, dia ‘gak ngertiin aku”. Gimana waktu lagi berantem, update
status juga. “Ih,,, palak kali lah aku nengok kau, semoga kau nyesal
udah nyakitin aku, dasar pacar tegaan kali”.
Sama teman pun
begitu. Kalau lagi senang atau sedih karena teman gak ada bedanya juga
dengan pacar. Tapi waktu lagi berantem atau lagi gak suka ngeliat
seorang teman, marah-marahnya di update terus.
Kemarin saya
sempat melihat status pacarnya teman yang ada di Home facebook saya.
Waduh… kaget-kaget saya waktu lihatnya. Disitu Risa (bukan nama
sebenarnya) menuliskan status yang berisikan amarahnya pada seseorang.
“udah, sini kalian, mumpung aku lagi pengen marah-marah nih.”
Lalu saya menanyakan pada sang teman, “Zaki, pacarmu kenapa? Kok
marah-marah gitu di status facebooknya?”. Zaki pun berkata ,"udah biasa
dia kek gitu, dia pun emosian orangnya, udah sering aku nasehatin, tapi
ya dia ulangi lagi”.
Sayapun berkata, “bikin malu zak, status
itu ibarat lidah kita yang gak bertulang ini, kalo kita marah-marah gitu
udah pasti dilihat orang kan? Tanpa sadar orang udah menilai kita loh”.
“iya, da nanti aku nasehatin lagi, aku pun ‘gak suka litanya”,
tambahnya.
Memang benar itu adalah facebook milik pribadi. Hak
masing-masing pribadi donk mau ngapain aja. Nah,, facebook ini media
sosial kan? Di dalam facebook kita pribadi, kita pasti sudah meng-add
banyak orang selain teman nyata yang sudah jelas tahu diri kita, pasti
ada juga teman maya yang ‘gak tau kita. Bila status kita yang
marah-marah, otomatis kita membiarkan teman kita menilai pribadi kita.
Bisa saja sang teman berasumsi negative tentang diri kita. Gak enak kan?
Masa’ teman yang ‘gak kenal aja udah langsung menilai kepribadian kita?
Jika kita memang sedang ada masalah dengan seseorang, selesaikan
langsung dengan orang yang bersangkutan, ada baiknya kita cukup
mengirimi dia pesan di Inbox facebooknya, Jadi kita gak perlu
bekoar-koar dan menunjukkan “taring” kita ke seantero jagad facebook
ini. Atau kalau tetap pengen update status, langsung aja di tag namanya.
Bisa juga kirimin dia satu video juga jangan lupa tag namanya. Langsung
tertuju ke dianya.
Kalau sekiranya kita tidak punya status
bahagia dan lucu-lucu yang dapat kita bagikan kepada teman facebook,
status sedih dan galau tentang diri kitapun tak apalah di update
daripada kotak statusnya kosong. Asal jangan status yang isinya penuh
amarah, apalagi memaki-maki seseorang. Status facebook ini bisa menjadi
duplikat diri kita, loh…
Coba masing-masing kita mengingat suatu
pepatah, mulutmu harimaumu, kan? Nah.. begitu juga di facebook. Ada
baiknya, Komunikasi yang kita lakukan di facebook dapat lebih terarah
supaya orang lain tidak sembarangan menilai diri kita. Kalau kita update
status yang berisi marah-marah, dengan sendirinya kita membiarkan citra
diri kita dipandang jelek oleh orang banyak. Kembali lagi ke tujuan
awal facebook dimana kita berinteraksi dengan tentunya diberi batasan
bahasa tulisan yang layak dibaca oleh semua orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar